Pada 16 Maret 2013, Al-Jazeera, The China Post,
dan media-media lain melaporkan sebuah data yang dikeluarkan secara
resmi oleh Kantor Kementerian Kesehatan Cina yang menyebutkan bahwa
lebih dari 330 juta kasus aborsi dan hampir 200 juta sterilisasi telah
dilakukan di Cina sejak diberlakukannya program Keluarga Berencana untuk
membatasi populasi Cina 40 tahun yang lalu. Data ini menegaskan akan
besarnya konsekuensi sosial atas kekejaman Kebijakan Satu Anak (One Child Policy)
yang telah menimbulkan banyak tindak kekerasan terhadap perempuan demi
membatasi jumlah anggota keluarga juga pelanggaran atas hak dasar mereka
untuk melahirkan anak. Jutaan bayi perempuan telah dibuang bahkan
dibunuh di seluruh kota dan desa di Cina selama 4 dekade terakhir.
Beberapa tahun terakhir Cina juga telah dibuat malu dengan kisah-kisah
yang menunjukkan betapa pemerintah telah begitu kejam dalam menerapkan
kebijakan ini: menculik para perempuan, menyeret mereka ke klinik,
mengikat mereka, dan menggugurkan bayi mereka, bahkan di usia kehamilan
sembilan bulan.
Angka aborsi yang sangat besar ini mencerminkan hilangnya
rasa kemanusiaan pemerintah Cina karena dibutakan oleh kepentingan
ekonomi. Cina telah merendahkan anak-anak mereka sendiri, padahal mereka
adalah generasi masa depan rakyatnya, dengan menganggap mereka sebagai
beban finansial dan penghambat ekonomi. Pemerintah Cina telah dibutakan
oleh ideologi kapitalisme yang memandang semua masalah dari perspektif
ekonomi dan mengabaikan dampak sosial dari kebijakan-kebijakan yang
dilahirkannya terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Kapitalisme adalah sebuah ideologi yang secara konsisten menempatkan
keuntungan finansial di atas nilai kemanusiaan dan mengedepankan
pertumbuhan ekonomi di atas kehidupan keluarga dan anak-anak. Ratusan
juta bayi telah dibunuh sebelum mereka lahir karena keyakinan pemerintah
Cina pada solusi palsu yang ditawarkan oleh teori cacat kapitalisme
untuk mengatasi kemiskinan melalui kontrol populasi. Kapitalisme
mengemban keyakinan keliru bahwa sumber daya yang ada tidak akan cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar semua orang. Hal ini bertolak belakang
dengan fakta yang ada, bahkan PBB sendiri yang mensponsori program
pengendalian populasi di seluruh dunia, melalui World Food Programme, mengakui bahwa terdapat cukup makanan bernutrisi di dunia saat ini bagi semua orang untuk hidup sehat.
Bertolak belakang dengan kapitalisme, Islam menyelesaikan
masalah dari sudut pandang apa yang terbaik untuk umat manusia, bukan
dari perspektif ekonomi sempit sebagai solusi dari sistem Kapitalisme.
Islam menolak teori dan kebijakan kontrol populasi. Islam juga menolak
pandangan materialistik kapitalis untuk membatasi jumlah anggota
keluarga demi kepentingan ekonomi yang menindas perempuan dengan menekan
naluri alami mereka untuk melahirkan anak. Sebaliknya, Islam
menganjurkan untuk memiliki banyak anak tanpa perlu takut miskin karena
nash-nash Syara telah menegaskan bahwa rizki berasal dari Allah SWT yang
Maha Memelihara dan Maha Mencukupi. Ia telah menciptakan sumber daya
yang cukup di dunia bagi setiap manusia untuk bisa bertahan hidup.
Inilah keyakinan Islam yang unik yang memelihara mentalitas kaum
muslimin dengan pandangan bahwa memiliki banyak anak adalah sebuah
keberkahan bagi keluarga dan masyarakat bukan beban finansial.
Selain itu, sistem ekonomi Islam yang sehat
mendistribusikan kekayaan secara efektif di tengah-tengah masyarakat
untuk menjamin setiap warga negara dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka
dan mengakses kekayaan negeri mereka secara adil serta memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh kemewahan dan meningkatkan
taraf hidup. Semua ini hanya akan terwujud di bawah naungan sistem
pemerintahan Khilafah yang mampu mengoptimalkan potensi penuh dari
generasi mudanya melalui kebijakan-kebijakan Islam dengan menjadikan
mereka sebagai sebuah kekuatan positif bagi masyarakatnya. Khilafah
adalah negara yang akan mengawinkan kesejahteraan ekonomi dengan
keadilan dan keadilan ekonomi bagi warganya, sekaligus menolak konsep
kontrol populasi yang cacat, berbahaya, dan menindas. Inilah sebuah
sistem yang Allah SWT, Tuhan semesta alam, telah anugerahkan untuk
melayani kebutuhan umat manusia, bukan sistem yang mengedepankan
pandangan kaum elitis dan orientasi manusia, dan bukan model pengelolaan
kekayaan dan pengaturan perekonomian yang hanya fokus pada keuntungan.
))أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً((
“Tidakkah kamu perhatikan
sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di
langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir
dan batin.”
[QS Luqman 31:20]
Dr. Nazreen Nawaz
Anggota Kantor Media Pusat
Hizbut Tahrir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar