Selasa, 26 Maret 2013

Dengan Gaya Kapitalis Sejati, Cina Menghalalkan 330 Juta Aborsi Demi Kepentingan Ekonomi


Pada 16 Maret 2013, Al-Jazeera, The China Post, dan media-media lain melaporkan sebuah data yang dikeluarkan secara resmi oleh Kantor Kementerian Kesehatan Cina yang menyebutkan bahwa lebih dari 330 juta kasus aborsi dan hampir 200 juta sterilisasi telah dilakukan di Cina sejak diberlakukannya program Keluarga Berencana untuk membatasi populasi Cina 40 tahun yang lalu. Data ini menegaskan akan besarnya konsekuensi sosial atas kekejaman Kebijakan Satu Anak (One Child Policy) yang telah menimbulkan banyak tindak kekerasan terhadap perempuan demi membatasi jumlah anggota keluarga juga pelanggaran atas hak dasar mereka untuk melahirkan anak. Jutaan bayi perempuan telah dibuang bahkan dibunuh di seluruh kota dan desa di Cina selama 4 dekade terakhir. Beberapa tahun terakhir Cina juga telah dibuat malu dengan kisah-kisah yang menunjukkan betapa pemerintah telah begitu kejam dalam menerapkan kebijakan ini: menculik para perempuan, menyeret mereka ke klinik, mengikat mereka, dan menggugurkan bayi mereka, bahkan di usia kehamilan sembilan bulan.
http://tokoaborsi.files.wordpress.com/2012/11/aborsi-langsung.jpg


Angka aborsi yang sangat besar ini mencerminkan hilangnya rasa kemanusiaan pemerintah Cina karena dibutakan oleh kepentingan ekonomi. Cina telah merendahkan anak-anak mereka sendiri, padahal mereka adalah generasi masa depan rakyatnya, dengan menganggap mereka sebagai beban finansial dan penghambat ekonomi. Pemerintah Cina telah dibutakan oleh ideologi kapitalisme yang memandang semua masalah dari perspektif ekonomi dan mengabaikan dampak sosial dari kebijakan-kebijakan yang dilahirkannya terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan. Kapitalisme adalah sebuah ideologi yang secara konsisten menempatkan keuntungan finansial di atas nilai kemanusiaan dan mengedepankan pertumbuhan ekonomi di atas kehidupan keluarga dan anak-anak. Ratusan juta bayi telah dibunuh sebelum mereka lahir karena keyakinan pemerintah Cina pada solusi palsu yang ditawarkan oleh teori cacat kapitalisme untuk mengatasi kemiskinan melalui kontrol populasi. Kapitalisme mengemban keyakinan keliru bahwa sumber daya yang ada tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar semua orang. Hal ini bertolak belakang dengan fakta yang ada, bahkan PBB sendiri yang mensponsori program pengendalian populasi di seluruh dunia, melalui World Food Programme, mengakui bahwa terdapat cukup makanan bernutrisi di dunia saat ini bagi semua orang untuk hidup sehat.


Bertolak belakang dengan kapitalisme, Islam menyelesaikan masalah dari sudut pandang apa yang terbaik untuk umat manusia, bukan dari perspektif ekonomi sempit sebagai solusi dari sistem Kapitalisme. Islam menolak teori dan kebijakan kontrol populasi. Islam juga menolak pandangan materialistik kapitalis untuk membatasi jumlah anggota keluarga demi kepentingan ekonomi yang menindas perempuan dengan menekan naluri alami mereka untuk melahirkan anak. Sebaliknya, Islam menganjurkan untuk memiliki banyak anak tanpa perlu takut miskin karena nash-nash Syara telah menegaskan bahwa rizki berasal dari Allah SWT yang Maha Memelihara dan Maha Mencukupi. Ia telah menciptakan sumber daya yang cukup di dunia bagi setiap manusia untuk bisa bertahan hidup. Inilah keyakinan Islam yang unik yang memelihara mentalitas kaum muslimin dengan pandangan bahwa memiliki banyak anak adalah sebuah keberkahan bagi keluarga dan masyarakat bukan beban finansial.

Selain itu, sistem ekonomi Islam yang sehat mendistribusikan kekayaan secara efektif di tengah-tengah masyarakat untuk menjamin setiap warga negara dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dan mengakses kekayaan negeri mereka secara adil serta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh kemewahan dan meningkatkan taraf hidup. Semua ini hanya akan terwujud di bawah naungan sistem pemerintahan Khilafah yang mampu mengoptimalkan potensi penuh dari generasi mudanya melalui kebijakan-kebijakan Islam dengan menjadikan mereka sebagai sebuah kekuatan positif bagi masyarakatnya. Khilafah adalah negara yang akan mengawinkan kesejahteraan ekonomi dengan keadilan dan keadilan ekonomi bagi warganya, sekaligus menolak konsep kontrol populasi yang cacat, berbahaya, dan menindas. Inilah sebuah sistem yang Allah SWT, Tuhan semesta alam, telah anugerahkan untuk melayani kebutuhan umat manusia, bukan sistem yang mengedepankan pandangan kaum elitis dan orientasi manusia, dan bukan model pengelolaan kekayaan dan pengaturan perekonomian yang hanya fokus pada keuntungan.

))أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً((
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.”
[QS Luqman 31:20]

Dr. Nazreen Nawaz
Anggota Kantor Media Pusat
Hizbut Tahrir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar